Tak Ada Penumpang Garuda Indonesia

Tak Ada Penumpang Garuda Indonesia

Tak Ada Penumpang Garuda Indonesia Angkut Kargo

Tak Ada Penumpang Garuda Indonesia Angkut Kargo – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memaksimalkan bisnis kargo untuk menyiasati penurunan penumpang pesawat akibat virus corona. Guna memaksimalkan utilisasi pesawat, maka perseroan menempatkan kargo di kursi penumpang.

Irfan memastikan Garuda Indonesia tetap melayani penerbangan rute internasional. Namun, maskapai tidak lagi melayani penumpang untuk rute domestik.

Ini sesuai dengan aturan dalam Permenhub IDNPlay 77 APK Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19.

“Permenhub 25 ini memaksa kami untuk menghentikan hampir dikatakan seluruh penerbangan domestik. Permenhub ini mengizinkan penerbangan ke internasional, tapi melarang domestik kecuali untuk logistik,” ujarnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menuturkan hal tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan. Hari ini saja, ia mengungkapkan maskapai telah menerbangkan 26 pesawat kargo untuk melayani rute domestik dan internasional.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengaku melakukan negosiasi untuk menunda pembayaran sewa pesawat akibat tekanan keuangan di tengah pandemi covid-19. Selain itu, perseroan juga meminta diskon tarif sewa kepada pihak lessor (perusahan sewa guna).

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan kondisi industri penerbangan saat ini menjadi momentum tepat untuk melakukan negosiasi harga. Ia menengarai harga sewa pesawat saat ini terlalu tinggi.

Punya kesempatan bagus untuk negosiasi

“Contoh 777 (Boeing 777) kami bayar setiap bulan US$1,6 juta. Kami sudah negosiasi dari lama, hari ini kami punya kesempatan bagus untuk negosiasi karena harga pasar hanya US$800 ribu per bulan,” ujarnya dalam rapat virtual dengan Komisi VI.

“Jadi, Alhamdulillah walaupun Permenhub 25 melarang penerbangan penumpang kami cepat switch (ganti) bisnis kami menjadi berbasis kargo. Kami langsung ubah rute beberapa rute menjadi rute kargo,” katanya.

Selain menyesuaikan bisnis, perseroan juga melakukan sejumlah protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Misalnya, perseroan tidak menyediakan fasilitas majalah, koran, serta bantal bagi penumpang. Selain itu, awak pramugari juga diwajibkan menggunakan masker sesuai himbauan pemerintah.

“Kami juga melakukan banyak adjustment (penyesuaian) di layanan flight (penerbangan). Jadi majalah, koran, kami mohon maaf untuk tidak lagi disediakan, karena ini menjadi media untuk perpindahan virus,” jelasnya.

Untuk kargo, selain menggunakan jadwal yang tersedia, perseroan juga meminta tambahan jadwal penerbangan apabila tidak tersedia. Tambahan ini bertujuan untuk mengakomodasi arahan pemerintah bahwa pengiriman logistik tetap berjalan di tengah pandemi.

Tak hanya itu, Garuda Indonesia juga menunda pembayaran kepada pihak ketiga seperti PT Angkasa Pura (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Airnav Indonesia. Penundaan pembayaran terpaksa dilakukan untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis Garuda Indonesia secara grup.

“Ada asumsi dasar di tiap 3 kursi bisa ditaruh beban sebesar 210 kilogram dengan asumsi satu kursi diisi orang dengan berat badan 75 kilogram,” ujarnya dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR, Rabu.